Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Syair Arya Dwipangga Terlengkap Pendekar Syair Berdarah

Kumpulan Syair Arya Dwipangga Terlengkap Pendekar Syair Berdarah ini sangat cocok dan rekomendasi sekali buat anda yang suka ngegombalin wanita. dan dengan lantunan lantunan syair di bawah ini di jamin wanita akan terpesona dan akan jatuh hati klepek klepek kepada anda.
Kumpulan Syair Arya Dwipangga Terlengkap Pendekar Syair Berdarah
Kumpulan Syair Arya Dwipangga Terlengkap Pendekar Syair Berdarah ||

Meskipun saat sekarang ini sudah jaman jaman modern, atau di sebut jaman now, namun tidak semua wanita yang hanya mengharapkan harta dari orang yang di cinta. wanita juga butuh kemesraan dan wanita  juga ingin romantis dengan pasanganya, dan jika anda kesulitan dalam merangkai kata kata yang romantis buat sang pujaan hati anda, atau buat istri anda.

Tidak ada salahnya untuk mencoba beberapa syair  arya dwipangga yang sangat menyentuh hati di bawah ini untuk menaklukan hati para wanita. Selain efektif cara ini juga aman di gunakan tanpa adanya efek samping yang membahayakan, karena cara ini merupakan cara alami  tidak memakai guna guna pelet atau semacamnya. dan hanya bermodalkan bahasa sastra sebagai media utama anda.

SYAIR ARYA DWIPANGGA KIDUNG ASMARANDHANA
By Pendekar Syair berdarah II
****************************************

Putih bunga ilalang seputih cintaku, semilir angin meniupkan tembang asmaradana. merasuk sukma menebar renjana

Oh...Kamajaya...Oh...Kamaratih...
Sulit aku menolak anak panah cintamu, yang kau hujam ke ulu hati menjadi benih tumbuh mengakar pohon asmaraku

Aku tahu pintu kamarmu rapat terkunci, tapi aku akan mengetuknya beribu kali. Seisi bumi dan langit tujuh petala jadi saksi penyesalan dwipangga memadati rongga hati

Nari Ratih.....
kau sebongkah batu karang tegar. tapi kesabaranku adalah tegas air mata, yang pelan akan menembus kerasnya hatimu

Rinai hujan sore seperti air mata kesedihan. tanpa angin tanpa pelangi Itulah tangis harapanku yang Sia Sia

SYAIR CINTA ARYA DWIPANGGA UNTUK NARI RATIH
By pendekar syair berdarah II
****************************************

Pelangi muncul diatas kurawan
Warnanya indah bukan buatan
Seorang gadis terngangga keheranan
Rambutnya tergerai jatuh ke pangkuan

Sekumtum cempaka sedang mekar ditaman sari desa Manguntur
Kelopaknya indah tersenyum segar
Kan kupetik cempaka itu untuk kubawa tidur malam nanti

Ku buka daun jendela dan terbayang malam yang indah di hiasi chandra kartika Di bulan Waisya ini. Sepuluh kali aku melewati pintu rumahmu yang masih rapat terkancing dari dalam Kapan kau buka Wahai sang dewi puspa

Pelangi itu muncul lagi membuat garis melengkung ke langit yang  tinggi, daun daun ilalang diterpa angin gemerisik membangunkan tidurku dari mimpi mimpi buruk.

Di batas tugu yang indah ini ku pahat dengan bermandikan keringat kasih
Kalau kau tatap mega yang berbunga bunga disanalah aku duduk menunggu pintu maafmu terbuka

Pelangi senja mengantarkan burung burung pulang ke sarangnya
Domba domba pulang ke kandangnya
Tapi aku hendak kemana
Apa yang kulakukan menjadi tak berharga selama senyummu masih kau sembunyikan di balik keangkuhan hatimu

Nari Ratih......!
Kau adalah sebongkah batu karang di lautan, tapi aku adalah angin yang selalu sabar setia sampai langit di atas terbelah dua aku akan membelai namamu bagaikan bunga surga

Jika hari telah tidur dipangkuan malam
Kukirim bisikan hatiku ini bersama angin, biarpun malam pucat kedinginan
Biarpun bintang merintih di langit yang jauh, aku akan tidur dengan tenang
Sambil memeluk senyummu dalam kehangatan mimpiku

Aku sudah berkelana mencari cinta ke desa desa yang jauh di sana, akhirnya di candi walandit kupuaskan dahagaku.

****************************************

Aku datang dari balik kabut hitam…aku mengarungi samudera darah…akulah pangeran kegelapan…kan ku remas matahari di telapak tanganku.. kan ku pecahkan wajah rembulan, pecah terbelah…dengan KIDUNG PAMUNGKAS kan ku buat dunia berwarna merah…

================================
================================
================================

SYAIR DUKA ARYA DWIPANGGA
By pendekar syair berdarah II
****************************************

Oh betara.......
Sudah sulit ku bedakan antara  hidup dan siksa….
Setiap nafas dan langkah ku raja derita……

Oh betara…....
Buka matamu dan saksikan derita ku….
Telah kau kalahkan aku dengan tangan perkasamu….

Oh betara….....
Kini mimpi-mimpikupun hitam gelap………..
Segelap bola mata ku…………

Letih sudah kaki menyelusuri lembah…….
Tapi…….
Perjalanan tidak kunjung usai…….
Tidak terperih luka…….
Carut marut oleh onak duri
Oh……..
Perih luka ternyata jauh lebih perih jiwa…….

Gemulung halimun menutup jalan semua jalan……..
Tapi aku tetap ingin pulang….
Dewa……
Kembalikan masa bocahku kedalam jiwa……

Jangan peluk akhir perjalananku……..
Aku masih punya rindu……
Yang belum pupus……
Jemariku belum lagi menyentuh bayang-bayang mimpi ku

Jagat dewa batara………
Sejuta kutuk pasu ku tadah dengan dada terbuka……..
Tapi belum juga kau satukan aku dengan anak-anakku……
Oh……
Hanya rindu yang meratapi dosa-dosa……..
Busuk……

Satu-satu ….
Orok dosaku mengering sudah….
Satu-satu ….
Bayangan masa datang terasa benderang…

SYAIR PENGIRING KETIKA ARYA DWI PANGGA BELAJAR AJIAN KIDUNG PAMUNGKAS
By pendekar syair berdarah II
****************************************

Ketika kata kata…..
Sudah tidak bisa menjawab tanya…........
Maka bahasa pedanglah yang bicara……....
Bahasa para ksatria……………
Bahwa bumi mununtut sesaji darah manusia……………
Pedang……………
Taring betarakala sedang di amuk murka……………
Amarahnya menelan rembulan jadi gerhana……………
Bumi……………
Gelap pekat menangis air mata merah……………
Gemerlap kilat pedang menusuk dunia……………
Darah mengalir dari ujung pedang kekuasaan……………
Tergelar dari ujung pedang……………
Sebagaimana derita juga tergelar dari ujung yang sama……………

================================
================================

syair - syair berdarah
berjalan mengikuti hembusan angin
menapak di sunyinya alur kehidupan
bait demi bait terfatwa mematikan
menusuk dalam jantung kehidupan
merampas hatimu dengan serakah

Ku mainkan nada-nada asmara
untuk mengoyak suci menjadi lara
ku renggut paksa indahnya anganmu
wahai ...wanita terlentanglah pasrah
sambut birahiku seribu kutuk

Ku desah pelan syair-syair berdarah
merona merah merenda kata
semilir api menyentuh menyungkup
membanjiri tubuhmu beriak membara
mengelora panas dalam gejolak

Aku pendekar syair berdarah
setiap desah adalah pujangga
hembusan angin adalah iramaku
menyebar mutiara sang kata cinta
syair berdarah melumat hawa 

Pendekar syair berdarah
ku berjalan terseok tanpa arah
melantunkan indah nada nada prahara
merenggut paksa insan bercinta
kutebas murka pedang berdarah
memutus kasih luka kecewa
syair berdarah menyebar angkara

Aku tak percaya dengan cinta
sudah kucari ke pelosok dunia
tapi cinta tak punya rasa
hanya bergumul nafsu gairah
takkala cinta dua manusia
menyatu peluh raungan manja 

Aku kau usir pergi saat masih ingin menyusuri padang hatimu
Kini biarkanlah jalanku berlinang darah
rembulan memapahku perlahan menuju maut abadi... 

Aku datang dari balik kabut hitam
Aku mengarungi samudera darah
Akulah pangeran kegelapan
Kan kuremas matahari di telapak tanganku Kan kupecahkan wajah rembulan, pecah terbelah
Dengan KIDUNG PAMUNGKAS
Kan kubuat dunia berwarna merah...

Kematian adalah kidung indah dalam hidupku
kematian tercium dari ujung ujung pedangku
kubeberkan dosa pada setiap tetes darahku
sembari kusiramkan api neraka
ke sekujur tubuhmu...

Akan kulumuri wajahmu dengan darah
manusia yang paling terkutuk 
kematian didalam nafasku
kematian di ujung ujung pedangku

kata membuat mantra
mantra menyusun daya
daya mantraku
mengunci semua daya 
daya mantraku
menyerang pikiran manusia 
kiduuuung pamungkaaaaas...

Kepalsuan selalu menipu bumi
yang lembut dan jujur
topeng topeng putih yang semuci suci 
selalu laris terjual di pasar pasar
di warung warung 
karna terlalu banyak manusia busuK
ingin menutupi kebusukannya

aku datang dari balik kabut merah
terbang melintasi samudra darah
akan ku pecah wajah rembulan malam
akan kubuat isi alam menjadi kelam
akulah pangeran kegelapan
kidung pamungkas 

********************************************************************************

SYAIR PAMUNGKAS ARYA DWIPANGGA UNTUK MENAKLUKKAN HATI MEI SHIN YANG SEDANG BIMBANG

Burung merak melayang menyelinap ke istana awan……
Ditahtanya di rentangkan sayap……
Dari dadanya semburat sinar rembulan……
Kidung pamungkas

****************************************
****************************************

SYAIR ARYA DWIPANGGA DENDAM ABADI
By pendekar syair berdarah II
****************************************

Jangan ada suara kalau syairku sedang bicara 

Karena suaraku ingin memutar balik cakra dunia

Kenapa orang bijak bicara dengan jumawa

Tidak ada yang abadi di dunia ini
Kecuali ketidak abadian itu sendiri
Padahal duka hidupku abadi
Luka hatiku abadi

Pagi mengusir malam....
Siang menghardik embun
Dan malam menelan matahari juga abadi....
Dari waktu ke waktu
Sampai ratusan abad sejak alam
mayapada digelar para dewa

Dendamku pada kamandanu juga abadi
Begitu juga dendamku pada nasib juga abadi....

Oooh…..
Akan kutebar gelembung dendam rahmawana
Menyebar keseluruh mayapada
Menutup kayangan di puncak Mahameru . . . .

AYAIR ARYA DWIPANGGA CUACA CINTA 
By Pendekar Syair berdarah II
****************************************

Embun.....
hanya menyejukan mu di pagi hari.
Mentari.....
haya menerangi mu di siang hari.
Hujan.....
hanya sesaat mengaliri tandus nya cinta mu.
Pelangi.....
hanya memberi isyarat warna cinta mu.
Senja.....
hanya indah ter lihat kala sore menjelang.
Malam.....
akan hanya indah bila desir angin bernyanyi.
Mimpi.....
kau pun tak tau mimpi apa yang akan menemani tidur mu.
tapi aku.....
Akan menjadi semua nya
aku akan menyejukan mu kala mata mu terjaga dari lelap nya mimpi....
kan ku warnai hari ceria mu sepanjang hari....

kan ku sirami selalu hati mu agar
tanaman rindu indah dan subur tanpa
ada tandus meski dalam kekeringan.

aku kan memberi kan mu satu warna yaitu putih......
hingga tak ada kelam dan kesedihan menyelimuti hati mu......

walau cinta mu mulai senja aku akan ada slalu untuk mu.....
dan kan ku hiasi hingga malam mu
menjelang dengan berjuta bintang

dan ku dendang kan puisi syair cinta ku
agar kau pun larut dengan indah nya
kebahagian, dan aku kan selalu hadir
dalam mimpi indah mu...hingga pagi
mu menjelang. ini lah cinta ku untuk mu

SYAIR ARYA DWIPANGGA BALADEWA CINTA 
By Pendekar Syair berdarah II
****************************************

Tumbang hati pada kekecewaan
Laksana cinta pupus terbenam senja
malam mengganti kan kelabu datang
Sukma merajuk pada penderitaan

Aksara cinta terangkum dalam nestafa
Syair cinta di ujung nirwana
Balut luka redam asmara lara semilir angin mengubur gundah gulana

Bahtera raja simpuh Dekap kan angan
Puisi hati sengketa Dalam Jiwa
Berontak perang melawan asa
Pupus lara genggam dalam pusaka Cinta

Baladewa datang dalam persembunyianya Tutur nyawa merasuk dalam jiwa Hentak terasa  jiwa ku berganti Paduka Hambalan raga terima pupus lah lara.

SYAIR ARYA DWIPANGGA MIMPI CINTA
By Pendekar Syair berdarah II
****************************************

Anggun indah wajah mu.....
senyum manis bertatap malu
ingin hati menyapa mu
tak kuasa bibir ini terasa kelu
pesona mu bangkit kan gairah ku
kala saat kau pandang aku.
tak ada ucap kata saat bertemu
hanya senyum simpul yg berlalu.
senja menampakan pada ujung nya
kala malam datang dalam beranda
lelah nya rasa mata ini terjaga
terlelap asa dalam buaian cinta
terasa hangat mentari menyapa
ku terjaga dari lelap nya
teringat semua akan cerita
cerita cinta yg menggelora
ku terbangun dengan jiwa yang setengah sadar
ternyata.....
semua itu hanyalah mimpi semata.

SYAIR ARYA DWIPANGGA BAYANG SENJA 
By Pendekar Syair berdarah II
****************************************

Aku hanya lah mentari....
Hadir Ku hanya separuh peraduan Jiwa
Bila kala senja Ku datang
Menghilang Aku dalam Malam

Tak mampu aku menjadi Rembulan
Dan menghiasi indah nya Malam
Mungkin aku kan hadir dan datang
Dalam mimpi jelang tidur Mu Sayang

Tak mampu aku hilangkan Dahaga Cinta Mu....
Tepis Rindu hilang dalam bayang kelabu...

Harus kah Ku jalani Cinta yg tak ber tepi
Melingkar Cincin Putih dalam jemari
Harus kah Ku dustai Rasa
Harus kah Khianat Dalam Cinta
Demi nafas setengah Jiwa

Maaf.... atas segala Rasa
Maaf.....atas segala Cinta

Aku hanya Bayang dalam Asa
Menghilang dalam kala Senja.

SYAIR ARYA DWIPANGGA BIDADARI SURGA 
By Pendekar Syair berdarah II
****************************************

Binar berkaca.....
kala mata mu sayup melirik.
tatapan halus
indah penuh makna....

aura alami terpancar
dari raut indah wajah mu.
kheningmu mu halus.....
jejak dari sajadah sujud mu.

aku terpaut akan syahadat taat mu.
kau hiasi mahkota mu dalam kerudung putih mu....

Santun tutur ucap kata mu.
wahai bidadari surga....
kau pesona alam semesta
semerbak mewangi
budi pekerti mu....
wahai bidadari surga.....
kau buat hati ini mengukir prasasti
indah nama mu.

SYAIR ARYA DWIPANGGA BIDADARI TERLUKA
By"Pendekar Syair berdarah II
****************************************

Dalam hamparan alam yg luas
tersibak antara cinta dan sayang
butiran cinta dari kelopak mata
terkadang menghias hidup para pecinta.

Di tepi biduk dermaga cinta
membentang pelangi jingga di atas nya
jembatan sukma

Bidadari khayangan
turun sejenak menghias alam nirwana
Aku terpukau akan keindahan yang termiliki

ku dekat...ku tatap Bidadari itu....
Dermaga cinta seakan terkhoyak
Ku lihat dua Bidadari rapuh akan cinta nya.

Sayap sayap cinta nya patah, rapuh terhempas butir air mata mengalir di pipi nya tanda sedih dalam gundah nya

Aku hanya angin yang mendengar akan kebisuan nya mereka rapuh, dalam satu alam. gelora cinta dalam satu khayalan....

SYAIR ARYA DWIPANGGA SENDIRI
By pendekar syair berdarah II
****************************************

Malam sang penjaga kalutku
Bukan kuata rindu kugelut
Lain rasa pada wajah seraut
Masih sendiri kembara derita memagut

Mendebar semesta hati rengut
Kugambar wajahmu pada lembar rerumput

Angin mendera gelap rasa ia rebut
Tuntas kalut, gemelut, jiwamu jiwamu…

Sedih kudilayangi layang wajahmu
Ingin sauh kulempar jauh
Lembing lengking
Lenyap musnah dalam persinggahan maut

Apa daya kubenam segala rasa
Dalam gelora lautan darah
Kuturuti hanyut gelora
Nada.. sebersit kata..

Sendiri
Berbisik rinduku berisik
Matilah kau Mar..

SYAIR ARYA DWIPANGGA LENGUH
By pendekar syair berdarah II
****************************************

Menari....
Malam nanti rembulan kelabu
Duka menyelimuti kakiku
Linang darah, luka perpisahan

Kabut tebal suara malam
Debur.. Deru..
Alam semesta kutuklah cintaku
Terus kutuk sampai kau puas mengutuk

Ingin kususuri lagi rimbun rambutmu
Dengan dengus rinduku
Ingin kuhirup lagi sepoi
Semerbak wangi pori-porimu

Maharani
Cleopatra
Nariratih
Subadra

Darah ini masih mendebur
Gairah mengguntur
Sampai angkara hancur lebur

Cinta... cinta.....
Padamu tak kunjung hancur
Masih kusimpan sisa desahmu
Lenguhmu

================================
================================

Oke sobat demikianlah sekumpulan syair syair arya dwipangga yang begitu menyayat hati, semoga saja lantunan syair syair ini bisa bermanfaat dan bisa membantu anda dalam urusan percintaan, atau jika di antara anda pas kebetulan ingin mengirimkan puisi kepada sang pujaan hati. saya rekomendasikan salah satu dari syair syair yang tertera di atas.

Mungkin cukup sampai di sini dulu ya syair syair yang dapat saya share, dan jika kebetulan di antara anda ada yang menyukai bahasa sastra, ini sangat cocok sekali di pakai untuk menaklukan hati para wanita. 

Muda mudahan saja setelah anda membaca postingan ini, yang semula anda kurang puitis. Anda bisa berubah menjadi orang yang romantis orang yang puitis, dan semoga saja hubungan anda dan pasangan anda semakin terjalin erat saling menyayangi
Arief Setiawan
Arief Setiawan Blogger Yang senang berbagi ilmu

Posting Komentar untuk "Syair Arya Dwipangga Terlengkap Pendekar Syair Berdarah"